NINGKOK Tradisi Yang Hilang

photo dari : google.com

“Mamak minjam anak gadisnye..nak ningkok dirumah wak Nizarman” percakapan itulah yang biasanya dilakukan disaat rombongan penjemput mendatangi rumah orang tua yang memiliki anak remaja perempuan, kini tradisi yang dikenal masyarakat lais dan sekitarnya dengan sebutan NINGKOK tersebut telah hampir musnah, karena setiap acara hajatan pernikahan acara tersebut sudah tidak lagi terdengar.

NINGKOK merupakan tradisi untuk para remaja bersliratuhrahmi, yang biasanya diadakan saat acara hajatan pernikahan, ulang tahun dan acara khusus lainya  yang dilakukan para pemuda – pemudi di wilayah Lais dan sekitarnya, acara yang dimulai dengan kegiatan arak-arakan untuk menjemput remaja putri tersebut sejak memasuki tahun 2000 sudah tidak lagi terdengar dan bahkan sudah hampir musnah, para remaja putra – putri tidak lagi melakukan acara yang bisa dikatakan menjadi tradisi dikarenakan tidak ada peranan orang tua untuk mewariskan tradisi yang dibilang unik tersebut.

Sebelum tahun 2000, hampir disetiap desa di kecamatan Lais Musi Banyuasin melakukan acara NINGKOK atau disebut acara Muda-mudi oleh para penduduk Teluk Kijing dan Petaling. Acara ningkok biasanya dilakukan pada malam hari tetapi ada juga untuk acara-acara khusus yang dilakukan siang hari, untuk malam hari biasanya tuan rumah secara berombongan akan menjemput secara pararel para remaja perempuan dirumahnya masing-masing dengan terlebih dahulu meminta izin dari para orang tua remaja putri tersebut, sedangkan acara siang hari yang biasanya diperuntukan untuk acara ulang tahun atau acara khusus lainya tidak dilakukan penjemputan secara berombongan, melainkan remaja putri akan datang sendiri sesuai undangan yang telah disebar.

Selain sebagai tempat bercengkrama para remaja putra dan putri acara ningkok juga diisi dengan acara joget bersama dengan system kuis. Menggunakan cangkir beralaskan piring yang diisi beras lalu diberikan ke para pemuda yang hadir dengan diikuti lantunan lagu, ketika lantunan lagu dimatikan oleh operator musik berarti pemuda-pemudi yang masih memgang cangkir tersebutlah yang berjoget, selain menggunakan cangkir beralaskan piring, ada juga dibeberapa tempat yang menggunakan selendang.

Seiring dengan kemajuan zaman acara tersebut kini telah tergerus dan bahkan sudah tidak terdengar lagi, perlu peranan seluruh masyarakat untuk menghidupkan kembali acara yang menjadi tradisi tersebut, sehingga masyarakat Lais dan sekitarnya masih memiliki tatanan budaya yang bisa dipertahankan.